Kamis, 29 Maret 2012

Aku Tak Begitu - Judika


Aku tak sempat lagi memikirkanmu
Aku tak sempat lagi ingat dirimu
Cinta tinggal cinta, aku tak butuh lagi
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Aku tak mau lagi melihatmu
Aku tak mau lagi ingat dirimu
Sudah ku putuskan meninggalkan dirimu

Aku tak begitu, tak seperti dirimu 
Khianati aku, melukaiku

Suka atau tidak kau harus terluka 
Bagiku dirimu tak pantas untukku
Sudah ku putuskan meninggalkan dirimu

Aku tak begitu, tak seperti dirimu
Khianati aku, melukaiku, oooo

Menangis pun terserah, tertawa pun terserah
Kenyataan kau harus ku tinggalkan

Aku tak begitu, tak seperti dirimu (tak seperti dirimu)
Khianati aku, melukaiku, oooo
Aku tak begitu (aku tak begitu, tak seperti kamu)
Tak seperti dirimu (tak seperti dirimu)
Khianati aku (khianati aku, selalu sakitiku), melukaiku
Aku tak mau melihatmu

Manusia Setengah Salmon by Raditya Dika


Nyokap memandangi penjuru kamar gue. Dia diam sebentar, tersenyum, lalu bertanya, ‘Kamu takut ya? Makanya belom tidur?’

‘Enggak, kenapa harus takut?’

‘Ya, siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiiiiii...,’ kata Nyokap, mencoba menakut-nakuti.

‘Enggak takut, Ma,’ jawab gue.

‘Kikkikikiki.’ Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. ‘Kikikikikiki.’

‘Aku enggak ta—’

‘KIKIKIKIKIKIKIKI!’ Nyokap makin menjadi.

‘Ma,’ kata gue, ‘kata orang, kalo kita malem-malem niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho.’

‘JANGAN NGOMONG GITU, DIKA!’ Nyokap sewot. ‘Kamu durhaka ya nakut-nakutin orang tua kayak gitu! Awas, ya, kamu, Dika!’

‘Lah, tadi yang nakut-nakutin siapa, yang ketakutan siapa.’

*

Manusia Setengah Salmon adalah kumpulan tulisan komedi Raditya Dika. Sembilan belas bab di dalam bercerita tentang pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati. Simak juga bab berisi tulisan galau, observasi ngawur, dan lelucon singkat khas Raditya Dika

Rabu, 14 Desember 2011

Sebuah cerita

Ada seorang laki laki bernama Christian dan seorang perempuan bernama Jenny,, mereka disatukan oleh Bapa dlm pernikahan kudus.. setahun kemudian perempuan ini melahirkan seorang bayi laki laki dan diberi nama Baghaskara.. Dan dua tahun kemudian perempuan ini kembali melahirkan seorang bayi perempuan dan diberi nama Diandra.. Tak lama perempuan ini kembali hamil namun pada usia kehamilan menginjak tiga bulan, perempuan ini keguguran..
Kedua balita ini tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan,, namun disatu sisi kedua anak ini kerap kali mengalami kejadian kekerasan fisik yg dilakukan sang ayah.. pisau, parang, sandal, sapu, batu, dll adalah makanan sehari hari kedua anak ini..
Hinaan, cacian sering kali kedua anak ini terima dari teman-temannya lantaran badan kedua anak ini penuh luka akibat benda-benda tajam dan tumpul yang diluncurkan ayah mereka ke badan mereka..
Minder dan malu adalah bagian mereka,, namun mereka tetap bisa menjalani hari-hari mereka sebagai mana mestinya..
Pada saat Baghaskara berusia 12 tahun dan Diandra berusia 10 tahun, ibu mereka bertaruh nyawa sampai mengalami pendarahan saat akan melahirkan seorang bayi, dan akhirnya lahirlah seorang bayi perempuan dan diberi nama Dhenara, Baghaskara dan Diandra bersukacita mempunyai adek, mereka sangat sayang kepada adeknya..
Pada saat itu pula ayah mereka menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu tidak benar, ayah menyadari bahwa anak adalah karunia yang tak boleh disia siakan.. Ayah langsung meminta maaf kepada Baghaskara dan Diandra, dan berjanji tidak mengulanginya kembali..
Dan keluarga ini akhirnya hidup bahagia dalam kasih Tuhan Yesus.. 

Rabu, 07 Desember 2011

Petunjuk Hidup

Hidup ini kayak perjalanan berpetualang. Cuma ngerti tujuan, tapi sama skali buta rute.

Belok kiri, ato lurus? Terjal ato mulus? Jalan kota ataukah jalan gunung?

Yang ada hanya kompas dan peta, hanya petunjukNya dan kebenaranNya.

'taat & patuh saja, nanti kau pasti sampai' itu perintah yang selalu kuingat saat prtama kali aku memutuskan masuk dalam perjalanan ini.

Yang kutau, panuntunku akan terus membawaku, membantuku & membimbingku hingga aku smpai ditujuan.

Yang harus kulakukan saat ini hanya taat saja pada TuntunanNya..

APA ARTI ANGKA MENGAMPUNI 70 KALI 7 KALI ?

1. Angka 7 adalah angka sempurna, dimana Allah memberkati hari ke 7 dan menjadikannya hari kelegaan / Sabat Kejadian 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.Kejadian 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

2. Angka tujuh adalah angka pembalasan seperti kasusnya Kain yang membunuh Habel sehingga Tuhan membalaskan kepada kain 7 kali lipat, bahkan Lamekh dibalas 77 kali lipat. Di Perjanjian Lama pada saat orang melakukan dosa kepada yg lain maka Tuhan akan membalaskannya minimal tujuh kali lipat tetapi di Perjanjian baru/ zaman kasih karunia, pada saat orang berdosa kepada yg lain maka kita harus membalasnya dengan mengampuni 70 kali 7 kali. 
Kejadian 44:24 sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."

3. Angka tujuh berhubungan dengan perhitungan batas maksimal umur manusia, kalau Tuhan memberikan kekuatan hingga lebih dari yang ditentukan, itu adalah sebagai anugrah dari Tuhan.
Mazmur 90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap

4. Tradisi Israel, setelah 7 kali 7 tahun (= 49 tahun), maka tahun ke-50 akan menjadi tahun Jobel dimana terjadi pembebasan total bagi mereka yang menjadi budak atau mengalami pendudukan. Dalam hitungan hari, setelah 7 kali 7 hari (= 49 hari), hari pentakosta (= hari ke-50) biasanya dirayakan juga (Im.23:15-21; Ul.16:9-11). Hari ke-50 adalah hari Minggu, satu hari setelah sabtu sabat ke-7. ( Yabina )

Kesimpulan :
Kita harus selalu mengampuni / membebaskan orang yg bersalah kepada kita semasa umur hidup kita dengan hati yang tulus tanpa harus diingat ingat kembali. Inilah buah pertobatan yang sempurna sebagai seorang pengikut Kristus dimana kita diharuskan membalas perbuatan jahat dengan perbuatan baik.

Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai senantiasa menyertai :)

Senin, 15 Agustus 2011

Pray For GKJW

Harusnya aq sedih...
tapi entah kenapa ada perasaan bahagia...
Membayangkan mereka berjalan bergandengan ke arah Bapa yang menyambut mereka di depan rumah...
Indah... ^^


-chory-

Kamis, 09 Juni 2011

KITA ADA BUKAN KARENA KEBETULAN, Sobat!!

Bacaan: Mazmur 139 : 1-18
Nats: Yesaya 44:2a

Kita ada bukan karena kebetulan. Kelahiran Kita bukanlah suatu kesalahan atau kesialan, dan kehidupan Kita bukanlah yang tidak diharapkan alam. Orangtua Kita mungkin tidak merencanakan keberadaan Kita, tetapi Allah merencanakannya. Dia tidak terkejut sama sekali dengan kelahiran Kita. Sesungguhnya, Dia mengharapkannya Jauh sebelum Kita ada dalam benak orang-tua Kita, Kita sudah ada dalam pikiran Allah. Dia memikirkan Kita terlebih dulu. Bukan karena nasib, bukan karena kesempatan, bukan karena keberuntungan, juga bukan karena kebetulan, Kita bernafas saat ini. Kita hidup karena Allah ingin menciptakan Kita! Alkitab berkata, “Tuhan akan rnenggenapi tujuan-Nya bagiku.” (Maz 138:8a)

Allah merancang setiap bagian tubuh Kita. Dia dengan terencana memilih ras Kita, warna kulit Kita, rambut Kita, dan setiap karakteristik Iainnya. Dia merancang dan membuat tubuh Kita seperti yang Dia inginkan. Dia juga menentukan talenta¬talenta alami yang akan Kita miliki dan keunikan dan kepribadian Kita. Alkitab berkata, “Engkau mengenalku lahir dan batin, engkau mengenal setiap tulang dalam tubuhku; Engkau mengetahui persis bagaimana aku dijadikan, sedikit demi sedikit, bagaimana aku dipahat dan kehampaan menjadi sesuatu.” (Maz 139:15)

Karena Allah membuat Kita untuk suatu alasan, Dia juga memutuskan kapan Kita akan dilahirkan dan berapa lama AƱda akar hidup. Dia terlebih dulu sudah merencanakan han-han hidup Kita, memilih waktu yang tepat untuk kelahiran dan kematian Kita. Alkitab berfirman, “Sebelum aku lahir, Engkau telah melihat aku. Sebelum aku mulai bernafas, Engkau telah merencanakan setiap han hidupku. Setiap haniku tercantum dalam kitab itu.” (Maz 139:16)

Allah juga merencanakan di mana Kita akan dilahirkan dan di mana Kita akan hidup untuk tujuan-Nya. Ras dan kebangsaan Kita bukan suatu kebetulan. Allah tidak membiarkan satu bagian pun terjadi secara untung-untungan. Dia merencanakan semuanya untuk tujuan-Nya. Alkitab berkata, “Dan satu orang saja Ia telah men] adikan semua bangsa... dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka.” (Kis 17:26)

Tidak ada satu hal pun dalam hidup Kita yang terjadi dengan sendirinya. Semuanya untuk suatu tujuan. Yang paling mengagumkan, Allah menentukan bagaimana Kita akan dilahirkan. Tanpa memKitang kondisi kelahiran Kita atau siapa orang-tua Kita, Allah memiliki rencana ketika menciptakan Kita. Tidak peduli apakah orang-tua Kita baik, buruk, atau acuh tak acuh. Allah mengetahui bahwa mereka berdua benar-benar memiliki sifat-sifat genetik yang tepat untuk menciptakan “Kita” yang sudah ada dalam pikiran-pikiran-Nya.

Mereka memiliki DNA yang Allah inginkan untuk menjadikan Kita. Walaupun ada orang-tua yang tidak sah, tidak ada anak-anak yang tidak sah. Banyak anak tidak direncanakan oleh orang-tua mereka, tetapi mereka bukanlah tidak direncanakan oleh Allah. Allah memperhitungkan juga kesalahan manusia, dan bahkan dosa. Allah tidak pernah membuat kesalahan. Dia memiliki alasan untuk segala sesuatu yang Dia ciptakan. Setiap tumbuhan dan binatang direncanakan oleh Allah, dan setiap orang dirancang dengan suatu tujuan di dalam pikiran. Motivasi Allah dalarn menciptakan Kita adalah kasih¬Nya. Alkitab mengatakan, “Jauh sebelum dunia dijadikan Allah telah merancang kita di dalam pikiran-Nya, menetapkan kita sebagai pusat kasih-Nya.” (Efesus 1:4a)

Allah memikirkan Kita bahkan sebelum Dia menjadikan dunia. Sebetulnya, inilah sebabnya Dia menciptakan dunia. Allah merancang lingkungan planet ini hanya agar kita bisa hidup di dalamnya. Kita adalah pusat kasih-Nya dan merupakan yang paling berharga dan semua ciptaan-Nya. Alkitab berkata, “Atas kehendak¬Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan¬Nya.” (Yakobus 1:18) Betapa Allah begitu mengasihi dan menghargai Kita!

Allah tidak serampangan; Dia merencanakan semuanya dengan ketepatan yang luar biasa. Semakin hebat ahli-ahli fisika, biologi, dan ilmuwan lainnya mempelajari alam semesta, semakin balk kita memahami betapa alam semesta secara unik cocok bagi keberadaan kita, dirancang dan dibuat dengan kekhususan¬ kekhususan yang tepat yang memungkinkan manusia hidup.

Alkitab mengatakan hal yang sama ribuan tahun sebelumnya: “Dialah Allah —yang membentuk bumi...Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami.” (Yesaya 45:18)

Mengapa Allah melakukan semuanya ini? Mengapa Dia bersusah-payah menciptakan alam semesta bagi kita? Karena Dia adalah Allah yang mengasihi. Jenis kasih mi sulit untuk dipahami, tetapi benar-benan dapat dipercayai. Kita diciptakan sebagai sasaran khusus dan kasih Allah! Allah menjadikan Kita supaya Dia dapat mengasihi Kita. Inilah sebuah kebenaran untuk dijadikan lKitasan kehidupan Kita. Alkitab berkata, “Allah adalah kasih.” (1 Yoh 4:8) Ayat ini tidak berkata Allah memiliki kasih. Dia adalah kasih! Kasih adalah hakikat karakter Allah. Ada kasih yang sempurna dalam persekutuan Trinitas, jadi Allah tidak perlu menciptakan Kita. Dia tidaklah kesepian. Tetapi Dia ingin menciptakan Kita untuk menyatakan kasih-Nya. Allah benfinman, “Dengankanlah Aku... hai orang-orang yang Kudukung sejak dan kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dan rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan men yelamatkan kamu.” (Yesaya 46:3-4)

Seandainya tidak ada Allah, kita semua tentu ada karena “kebetulan,” hasil dan kemungkinan acak astronomis di alam semesta. Karena kehidupan tentu tidak akan memiliki tujuan atau makna atau arti penting. Tidak akan ada benar atau salah, dan tidak ada harapan di balik tahun-tahun singkat Kita di muka bumi. Tetapi ada Allah yang menjadikan Kita untuk suatu alasan, dan kehidupan Kita memiliki makna yang luar biasa! Bahwa kita dapat menemukan makna dan tujuan tersebut hanya apabila kita menjadikan Allah pokok acuan kehidupan kita. Alkitab versi Message memparafrasekan Roma 12:3 dengan, “Satu-satunya cara yang tepat untuk memahami diri kita adalah melalui keberaduan Allah dan apa yang Dia kerjakan bagi kita.”


sumber: The Purpose Driven Life, Rick Warren, Bab: 2, Hal: 23