Kamis, 09 Juni 2011

KITA ADA BUKAN KARENA KEBETULAN, Sobat!!

Bacaan: Mazmur 139 : 1-18
Nats: Yesaya 44:2a

Kita ada bukan karena kebetulan. Kelahiran Kita bukanlah suatu kesalahan atau kesialan, dan kehidupan Kita bukanlah yang tidak diharapkan alam. Orangtua Kita mungkin tidak merencanakan keberadaan Kita, tetapi Allah merencanakannya. Dia tidak terkejut sama sekali dengan kelahiran Kita. Sesungguhnya, Dia mengharapkannya Jauh sebelum Kita ada dalam benak orang-tua Kita, Kita sudah ada dalam pikiran Allah. Dia memikirkan Kita terlebih dulu. Bukan karena nasib, bukan karena kesempatan, bukan karena keberuntungan, juga bukan karena kebetulan, Kita bernafas saat ini. Kita hidup karena Allah ingin menciptakan Kita! Alkitab berkata, “Tuhan akan rnenggenapi tujuan-Nya bagiku.” (Maz 138:8a)

Allah merancang setiap bagian tubuh Kita. Dia dengan terencana memilih ras Kita, warna kulit Kita, rambut Kita, dan setiap karakteristik Iainnya. Dia merancang dan membuat tubuh Kita seperti yang Dia inginkan. Dia juga menentukan talenta¬talenta alami yang akan Kita miliki dan keunikan dan kepribadian Kita. Alkitab berkata, “Engkau mengenalku lahir dan batin, engkau mengenal setiap tulang dalam tubuhku; Engkau mengetahui persis bagaimana aku dijadikan, sedikit demi sedikit, bagaimana aku dipahat dan kehampaan menjadi sesuatu.” (Maz 139:15)

Karena Allah membuat Kita untuk suatu alasan, Dia juga memutuskan kapan Kita akan dilahirkan dan berapa lama AƱda akar hidup. Dia terlebih dulu sudah merencanakan han-han hidup Kita, memilih waktu yang tepat untuk kelahiran dan kematian Kita. Alkitab berfirman, “Sebelum aku lahir, Engkau telah melihat aku. Sebelum aku mulai bernafas, Engkau telah merencanakan setiap han hidupku. Setiap haniku tercantum dalam kitab itu.” (Maz 139:16)

Allah juga merencanakan di mana Kita akan dilahirkan dan di mana Kita akan hidup untuk tujuan-Nya. Ras dan kebangsaan Kita bukan suatu kebetulan. Allah tidak membiarkan satu bagian pun terjadi secara untung-untungan. Dia merencanakan semuanya untuk tujuan-Nya. Alkitab berkata, “Dan satu orang saja Ia telah men] adikan semua bangsa... dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka.” (Kis 17:26)

Tidak ada satu hal pun dalam hidup Kita yang terjadi dengan sendirinya. Semuanya untuk suatu tujuan. Yang paling mengagumkan, Allah menentukan bagaimana Kita akan dilahirkan. Tanpa memKitang kondisi kelahiran Kita atau siapa orang-tua Kita, Allah memiliki rencana ketika menciptakan Kita. Tidak peduli apakah orang-tua Kita baik, buruk, atau acuh tak acuh. Allah mengetahui bahwa mereka berdua benar-benar memiliki sifat-sifat genetik yang tepat untuk menciptakan “Kita” yang sudah ada dalam pikiran-pikiran-Nya.

Mereka memiliki DNA yang Allah inginkan untuk menjadikan Kita. Walaupun ada orang-tua yang tidak sah, tidak ada anak-anak yang tidak sah. Banyak anak tidak direncanakan oleh orang-tua mereka, tetapi mereka bukanlah tidak direncanakan oleh Allah. Allah memperhitungkan juga kesalahan manusia, dan bahkan dosa. Allah tidak pernah membuat kesalahan. Dia memiliki alasan untuk segala sesuatu yang Dia ciptakan. Setiap tumbuhan dan binatang direncanakan oleh Allah, dan setiap orang dirancang dengan suatu tujuan di dalam pikiran. Motivasi Allah dalarn menciptakan Kita adalah kasih¬Nya. Alkitab mengatakan, “Jauh sebelum dunia dijadikan Allah telah merancang kita di dalam pikiran-Nya, menetapkan kita sebagai pusat kasih-Nya.” (Efesus 1:4a)

Allah memikirkan Kita bahkan sebelum Dia menjadikan dunia. Sebetulnya, inilah sebabnya Dia menciptakan dunia. Allah merancang lingkungan planet ini hanya agar kita bisa hidup di dalamnya. Kita adalah pusat kasih-Nya dan merupakan yang paling berharga dan semua ciptaan-Nya. Alkitab berkata, “Atas kehendak¬Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan¬Nya.” (Yakobus 1:18) Betapa Allah begitu mengasihi dan menghargai Kita!

Allah tidak serampangan; Dia merencanakan semuanya dengan ketepatan yang luar biasa. Semakin hebat ahli-ahli fisika, biologi, dan ilmuwan lainnya mempelajari alam semesta, semakin balk kita memahami betapa alam semesta secara unik cocok bagi keberadaan kita, dirancang dan dibuat dengan kekhususan¬ kekhususan yang tepat yang memungkinkan manusia hidup.

Alkitab mengatakan hal yang sama ribuan tahun sebelumnya: “Dialah Allah —yang membentuk bumi...Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami.” (Yesaya 45:18)

Mengapa Allah melakukan semuanya ini? Mengapa Dia bersusah-payah menciptakan alam semesta bagi kita? Karena Dia adalah Allah yang mengasihi. Jenis kasih mi sulit untuk dipahami, tetapi benar-benan dapat dipercayai. Kita diciptakan sebagai sasaran khusus dan kasih Allah! Allah menjadikan Kita supaya Dia dapat mengasihi Kita. Inilah sebuah kebenaran untuk dijadikan lKitasan kehidupan Kita. Alkitab berkata, “Allah adalah kasih.” (1 Yoh 4:8) Ayat ini tidak berkata Allah memiliki kasih. Dia adalah kasih! Kasih adalah hakikat karakter Allah. Ada kasih yang sempurna dalam persekutuan Trinitas, jadi Allah tidak perlu menciptakan Kita. Dia tidaklah kesepian. Tetapi Dia ingin menciptakan Kita untuk menyatakan kasih-Nya. Allah benfinman, “Dengankanlah Aku... hai orang-orang yang Kudukung sejak dan kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dan rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan men yelamatkan kamu.” (Yesaya 46:3-4)

Seandainya tidak ada Allah, kita semua tentu ada karena “kebetulan,” hasil dan kemungkinan acak astronomis di alam semesta. Karena kehidupan tentu tidak akan memiliki tujuan atau makna atau arti penting. Tidak akan ada benar atau salah, dan tidak ada harapan di balik tahun-tahun singkat Kita di muka bumi. Tetapi ada Allah yang menjadikan Kita untuk suatu alasan, dan kehidupan Kita memiliki makna yang luar biasa! Bahwa kita dapat menemukan makna dan tujuan tersebut hanya apabila kita menjadikan Allah pokok acuan kehidupan kita. Alkitab versi Message memparafrasekan Roma 12:3 dengan, “Satu-satunya cara yang tepat untuk memahami diri kita adalah melalui keberaduan Allah dan apa yang Dia kerjakan bagi kita.”


sumber: The Purpose Driven Life, Rick Warren, Bab: 2, Hal: 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar